Sekelumit Kisah Perjalanan dari Tokyo ke Osaka dan Informasi Apart
Mengenai Shikansen dan Ta-Q-bin
Saatnya kami bertolak ke Osaka. Saya dan suami memang bertekad untuk lebih lama tinggal di Osaka di trip kali ini, karena di trip sebelumnya kami belum banyak menjelajah Osaka dan Kyoto. Kami memang tidak membeli JR Pass kali ini, karena kami akan pulang melalui Kansai Airport di Osaka. Setelah berhitung memang kurang worth-it jika membeli JR Pass. JR Pass akan sangat membantu jika menjelajah seluruh Jepang, atau jika pergi dan pulang melalui airport yang sama sementara rencana perjalanan Anda menjelajah kota atau wilayah lain. Contoh, di trip saya yang pertama dengan suami, saya pulang dan pergi melalui Haneda Airport di Tokyo, sementara itinerary saya adalah Tokyo-Takayama-Osaka-Kyoto, tentulah cara termurah dengan mengandalkan JR Pass.
Sekilas tentang JR Pass, adalah tiket khusus bagi wisatawan mancanegara untuk menjelajah Jepang yang bisa digunakan untuk kereta, bullet train, bus dan kapal feri yang dioperasikan oleh JR Group. Berikut list harga JR Pass berdasarkan lama hari:
Lama | Dewasa | Anak |
7 hari | ¥29.110 | ¥14.555 |
14 hari | ¥46.390 | ¥23.195 |
21 hari | ¥59.350 | ¥29.675 |
Kali ini kami membeli tiket Shinkansen sehari sebelumnya di Shinjuku station supaya bisa booking seat, maklum perjalanan ke Osaka memakan waktu 4 jam. Bisa saja beli Shinkansen secara Go Show, namun saya tidak menyarankan, karena akan sangat antri dan tidak bisa booking tempat duduk. Harga tiket Shinkansen Tokyo-Osaka per orang yang saya dapatkan saat itu jika harga kurs 133 yen adalah sekitar Rp. 1,400,000 untuk dewasa dan anak yang berusia dibawah 5 tahun seharga Rp. 700,000,-. Saya bahagia sekali, karena dibayangan saya tiket Shinkansen lebih dari itu. Kebahagiaan saya berakhir ketika tiba ditujuan di station Osaka, suami saya meninggalkan tiket-tiket tersebut di tempat duduk. Ketika keluar station, penjaga tiket tidak memperbolehkan kami keluar karena tidak bisa menunjukkan tiket. Kami disarankan untuk ke kios tiket. Petugas di kios tiket berusaha menghubungi kereta yang membawa kami tadi untuk menemukan tiket di seat kami, namun usahanya tidak berhasil. Setelah menunggu cukup lama, akhirnya tidak ada kebijakan lagi selain kami harus membeli tiket dengan harga penuh untuk bisa keluar dari station. Sungguh kami kurang beruntung.
foto didepan bullet train sambil menunggu pintu dibuka. mohon abaikan botol aqua didepan ya |
keadaan didalam Shinkansen |
Karena kami membawa anak-anak, tentulah koper menjadi concern, karena koper kami mulai berat, oleh-oleh sudah kami beli sebagian. Sebelumnya, kami menyangka koper bisa di transfer dari Tokyo ke Osaka menggunakan jasa pengiriman Ta-Q-bin, namun ternyata setelah kami bertanya sana sini, Takyubin (Ta-Q-bin) tidak bisa mentransfer koper jika penginapan melalui Airbnb, harus dari hotel ke hotel. Akhirnya kami putuskan untuk menggunakan taxi dari apartemen kami ke Tokyo station dan dari Osaka station ke wilayah Sakuragawa (tempat kami menginap).
Ongkos taxi memang cukup mahal, dari daerah Shunjuku - Tokyo station, kami harus membayar 2400 yen dan dari Osaka station - Sakuragawa kami harus membayar 1,300 yen. setelah dihitung, lebih murah dengan taxi dibanding menggunakan jasa Ta-Q-bin. Coba bandingin ya
- Koper 30 x 30 x 30 cm dengan berat max 10 kg, dari Tokyo ke Osaka seharga 1300 yen
- Koper 80 x 40 x 30 cm dengan berat max 25 kg, dari Tokyo ke Osaka seharga 1900 yen
Saya membawa 2 koper besar dan 1 koper kecil, maka total biaya sebesar 5100 yen. Belum lagi untuk biaya metro agar kami sampai ditujuan. Sementara jika kami berkendara dengan taxi, kami hanya tinggal duduk manis. Memang untuk jalan-jalan di Jepang kita harus banyak mencari informasi dan berhitung. Jika tidak, maka biaya yang kita keluarkan bisa sangat besar.
Menginap di Apartment Daerah Sakuragawa
Tempat favorit kami untuk tinggal didaerah Osaka adalah Sakuragawa. Di trip pertama, saya juga tinggal di Sakuragawa. Selain harga sewa lebih murah, daerahnya tenang dan juga cuma berjarak satu station dari Namba. Namba station adalah stasiun besar dan utama di Osaka. Airport station juga bisa diakses melalui Namba. Wilayah Namba adalah pusat keramaian Osaka, karena disana kita bisa menemukan Glico sign yang sangat terkenal dan juga Kepiting Raksasa yang berada di sekitar kanal Dotonbori. Pusat perbelanjaan terkenal seperti Bic Camera dan Takashimaya juga ada di wilayah ini.
Kembali ke Apartemen Sakuragawa. Apartemen kami kali ini terdapat di Koto Saiwaicho building. Lobby dan koridor sangat suram dan bau, beda sekali dengan Apartemen Sakuragawa di trip pertama saya yang memiliki lobby dan lift yang modern. Namun ketika kami masuk ke unitnya, penilaian kami berubah sekali. Terdiri dari 3 petak ruang yang besar dan yang membuat anak-anak senang, mereka memiliki bathtub. walaupun first impression kami kurang baik, namun hilang semua bad image dengan fasilitas yang disediakan oleh host.
sofa hitam yang cukup besar dan nyaman untuk bersantai sambil menonton televisi |
kompor, kulkas, microwave dan semua utensils sudah disediakan oleh host |
2 tempat tidur ukuran 180 x 180 cm cukup untuk kami ber 4 |
Saya bisa menjemur pakaian yang saya cuci di balkon |
Kamar mandi dengan bathtub yang cukup kecil, standard ukuran orang Jepang |
Kami menyewa unit ini per malam sekitar Rp. 1,000,000,-. Kami sangat puas menginap di unit apartemen ini, apalagi Lawson tidak jauh dari lokasi. Kami pun tidur nyenyak karena memang area Sakuragawa adalah area yang cukup sepi dan tenang. Untuk mencari makan, kami tinggal naik kereta ke Namba hanya hanya memakan waktu 5 menit, karena disana banyak sekali pilihan makanan.
Comments
Post a Comment