Tips Membaca Laporan Keuangan untuk yang Baru Mau Belajar Saham (Part II)
Halo teman-teman... kembali lagi dengan tulisan saya, yang pada tulisan terakhir sedang membahas Debt to Equity Ratio. Penting harus memastikan tempat kita berinvestasi hanya memiliki utang yang masuk akal. Indikator sebuah perusahaan memiliki keuangan yang sehat adalah dengan melihat DER nya. Jika besaran utang kurang dari 3x pendapatan bersihnya per tahun, maka bisa dikatakan perusahaan tersebut terhitung masih baik. Contohnya, jika perusahaan menghasilkan keuntungan bersih sebesar $1 juta setahun, sebaiknya mereka hanya memiliki utang jangka panjang kurang dari $3 juta.
Mari kita lihat besaran utang Sritex terhadap laba yang dihasilkan:
ternyata Sritex memiliki utang jangka panjang hampir 9 kali lipat dibanding laba yang dihasilkan ditahun 2019.Namun jika Anda sudah mulai menganalisa, Anda akan menemukan beberapa Line of Business yang memiliki DER tinggi. Seperti contohnya BBRI (saham bank BRI) memiliki DER lebih dari 5 kali
Untuk menentukan sebuah perusahaan sehat atau tidak, arus kas juga bisa jadi indikator. Jika sebuah memiliki dana tunai yang besar, maka perusahaan tersebut lebih mudah keluar dari masalah keuangan. Dana tunai tersebut juga bisa digunakan untuk investasi sehingga perusahaan tersebut bertumbuh. Dan tentunya dengan dana tunai yang besar, maka perusahaan tersebut mampu membayarkan dividennya.
Cara menghitung arus kas bebas adalah sebagai berikut:
Dari data diatas dapat diambil informasi bahwa jumlah arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi adalah sebesar 1,310,368 dan CAPEX yang telah dilakukan sebesar (50,244,684). Sebenarnya cara mencari CAPEX adalah menjumlahkan "Uang Muka Pembelian Aset Tetap" dengan "Pembayaran untuk Perolehan Aset Tetap". Namun karena Uang Muka Pembelian Aset Tetap tidak ada, maka kita hanya memperhitungkan "pembayaran untuk perolehan aset tetap" sebagai CAPEX.
jadi Free Cash Flow = 1,310,368 - 50,244,684 = -48,934,316
Sebagai tolok ukur, perusahaan dianggap memiliki arus kas melimpah jika:
Arus Kas Bebas / Pendapatan Penjualan = > 5%.
Untuk SRIL, Arus Kas Bebas minus. Dana Tunai mereka kurang, sehingga manajemen SRIL harus menyuntikan dana segar ke perusahaannya.
Book Value
Dengan Book Value kita bisa menghitung nilai suatu saham murah atau mahal. Cara menghitungnya adalah dengan membagi nilai ekuitas dengan jumlah saham beredar (listed share). Sudah tau kan cara mengetahui nilai ekuitas seuatu perusahaan? Nah, kalau untuk melihat berapa jumlah saham beredar, silahkan buka website www.idx.co.id. Berikut langkahnya
klik tab "DATA PASAR", pilih "Ringkasan Saham". setelah itu centang "kode saham", "nama perusahaan" dan "listed share". Untuk memudahkan pencarian, ganti page sizenya dari 10 menjadi 50. Setelah itu, klik "cari". Lalu Anda akan menemukan tampilan seperti ini:
Price to Book Value
Adalah ukuran yang berfungsi untuk melihat apakah saham di suatu perusahaan dapat dikatakan mahal atau murah. Nilai Price to Book Value sendiri didapat dari pembagian harga per lembar saham perusahaan dengan nilai buku atau book value.
Comments
Post a Comment